Tuesday, October 23, 2012

Foto Borobudur Saat Pertama Kali Ditemukan


sumber : http://www.unic29.com




Penulis : unic29 | Posted on Sunday, October 21st, 2012









Unic29.com - Candi borobudur terkubur lahar
merapi. Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur
adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa
candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa ahli mengatakan
Borobudur awalnya berdiri dikelilingii rawa kemudian terpendam karena
letusan Merapi seperti dilansir vivaforum.


Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’
berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar
Merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Desa-desa
sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo terdapat aktivitas
warga membuat kerajinan. Selain itu, puncak watu Kendil merupakan tempat
ideal untuk memandang panorama Borobudur dari atas. Gempa 27 Mei 2006
lalu tidak berdampak sama sekali pada Borobudur sehingga bangunan candi
tersebut masih dapat dikunjungi.


Sejarah ditemukannya candi borobudur

Sekitar tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa
hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur.
Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah
Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan
tentang biara di Budur.


Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang
Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang
tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada
tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta,
yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria
yang terkurung dalam sangkar.


Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari
bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir.
Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni
dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu.


Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang
penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada
1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842
stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut.